, ,

Putin Siap Kerja Sama Dalam Kembangkan Teknologi Nuklir Dengan Indonesia

oleh -49 Dilihat

Presiden Putin Tawarkan Kerja Sama Pengembangan Teknologi Nuklir Sipil ke Indonesia

MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan teknologi nuklir untuk tujuan damai, usai pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di sela KTT G20 di Rusia. Penawaran ini mencakup transfer pengetahuan, pembangunan reaktor riset, dan pemanfaatan energi nuklir sebagai bagian dari transisi energi bersih.

Bidang Potensial Kerja Sama

✔ Energi:

  • Pembangunan PLTN skala kecil (SMR/Small Modular Reactor)

  • Penyediaan uranium rendah kadar (LEU)
    ✔ Kedokteran:

  • Produksi radioisotop untuk penanganan kanker

  • Fasilitas radioterapi modern
    ✔ Pertanian:

  • Iradiasi pangan untuk ketahanan pangan

  • Mutasi bibit unggul tahan iklim

Keuntungan untuk Indonesia

🔹 Akses ke teknologi generasi IV yang lebih aman
🔹 Pelatihan SDN di pusat nuklir Rusia (Rosatom Academy)
🔹 Skema pembiayaan hybrid (APBN + investasi Rusia)

Pernyataan Presiden Putin

“Rusia memiliki pengalaman 70 tahun dalam nuklir sipil. Kami siap berbagi dengan Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan.”

Respons Indonesia

Menteri ESDM Arifin Tasrif:

  • Akan kaji matang aspek keamanan dan regulasi

  • Pertimbangkan kesiapan infrastruktur

  • Utamakan prinsip non-proliferasi

Analisis Pakar

Prof. Djarot (BATAN):
“Kerja sama ini bisa percepat penguasaan teknologi nuklir kita, tapi perlu:

  1. Payung hukum kuat

  2. Dukungan publik

  3. Mitigasi risiko lengkap

Teknologi Nuklir
Teknologi Nuklir

Baca juga: 10 Tempat Wisata Kopeng Salatiga, Destinasi Wisata dengan Keindahan Alam yang Memukau

Tantangan Utama

⚠️ Isu Keamanan: Protes dari aktivis lingkungan
⚠️ Biaya Tinggi: Investasi awal PLTN ±$6 miliar
⚠️ Geopolitik: Tekanan dari blok Barat

Langkah Awal yang Diusulkan

  1. Penandatanganan MoU BATAN-Rosatom

  2. Pilot Project reaktor riset 10 MW

  3. Beasiswa Nuklir untuk 100 mahasiswa Indonesia

Lokasi Potensial:
📍 Pulau Kalimantan (kestabilan geologis)
📍 Kepulauan Riau (dekat pusat industri)

Tawaran ini membuka babak baru diplomasi teknologi Indonesia-Rusia, namun memerlukan pertimbangan multidimensi.

Fakta Pendukung:

  • Rusia pemimpin eksportir teknologi nuklir sipil (34% pasar global)

  • Indonesia punya cadangan uranium 81.090 ton (BATAN 2024)

Peringatan:
🔸 Jerman & Jepang masih trauma dengan insiden nuklir
🔸 Butuh 10-15 tahun untuk membangun ekosistem nuklir

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.